Seiring kemajuan zaman, lumrah rasanya melihat memberikan akses gadget pada anak-anak. Padahal, hal semacam ini jika tidak dibatasi berpotensi menghambat kemampuan keterampilan maupun prestasinya di masa depan. Sebaliknya, anak sebenarnya memerlukan kegiatan fisik sebagai sarana stimulasi motorik mereka.
Bukan kegiatan fisik yang hanya memberikan rasa lelah, melainkan yang efektif untuk stimulasi motorik yang sangat berpengaruh terhadap perkembangannya. Terlebih, anak-anak dikaruniai energi yang luar biasa. Sehingga sangat disayangkan apabila tidak dimaksimalkan dengan kegiatan efektif yang menstimulasi motoriknya.
Lantas, bagaimana pengaruh aktivitas fisik bagi stimulasi motorik anak, serta apa saja contoh aktivitas yang bisa dilakukan bersama orang tua? Simak di sini ya!
Pengaruh Aktivitas Fisik untuk Stimulasi Motorik

Sebuah penelitian tentang pentingnya stimulasi motorik terhadap perkembangan jaringan otak pernah dilakukan. Dari penelitian tersebut, terbukti bahwa anak yang diberikan stimulasi motorik secara optimal, otaknya berkembang 80% di usia 3 tahun. Sementara jika simulasi ini tidak dilakukan, jaringan otaknya akan mengecil dan menurun fungsinya.
Sayangnya, pengetahuan kebanyakan orang tua akan hal ini masih minim. Apalagi terkait stimulasi motorik halus yang sangat penting terhadap perkembangannya.
Gangguan motorik halus dapat terlihat dari hal-hal kecil yang tidak disadari orang tua. Contohnya saat memegang gunting. Anak usia 4 tahun yang mendapatkan stimulasi secara optimal dapat memegang gunting dengan mudahnya, sementara yang tidak dioptimalkan stimulasinya akan mengalami kesulitan.
Tidak hanya itu, stimulasi ini berpengaruh terhadap aspek keseluruhan hidupnya, seperti:
- Dapat mengontrol tubuh dengan baik, semisal lihai dalam melompat dan memanjat.
- Mampu menyeimbangkan tubuh, baik saat berjalan maupun berlari.
- Merangsang sistem saraf untuk pengembangan koneksi otak yang penting untuk pengaturan gerakan dan koordinasi tubuh sebagaimana contoh memegang gunting tadi.
- Meningkatkan kesadaran tubuh, seperti kekuatan, kemampuan gerak, hingga menyadari batasan fisiknya melakukan kegiatan tertentu. Sehingga mereka lebih menghargai tubuh mereka sendiri.
- Mendorong kemandirian alias tidak manja.
- Meningkatkan konsentrasi belajar.
Selain itu, aktivitas fisik yang dilakukan juga akan membuat anak nantinya lebih mudah bergaul dengan sekitar. Hasilnya, jiwa sosial mereka secara tidak langsung akan berkembang.
Kegiatan Fisik yang Efektif untuk Stimulasi Motorik
Seperti yang disebutkan sebelumnya, stimulasi ini dapat diberikan dengan melakukan kegiatan fisik. Nah, di sini kami akan memberikan contoh kegiatan fisik yang efektif untuk stimulasi motorik berdasarkan tahapan perkembangan anak.
1. Berpetualang di Taman Bermain Sensorik

Mulai dari usia lahir sampai dengan 3 tahun, Anda bisa mengajak si kecil melakukan kegiatan eksplorasi menyentuh benda-benda di sekitar taman. Seperti memegang rumput, pasir, batu, kayu, dan lainnya untuk merasakan sensasi sentuhan yang berbeda.
Sebagai alternatif di dalam ruangan, Anda bisa menggunakan mainan sensorik yang dirancang khusus untuk merangsang indera anak. Tujuan utamanya adalah sebagai pengenalan dan pengalaman panca indera.
2. Cerita Berjalan
Cerita berjalan dapat merangsang perkembangan bahasa pada anak usia 1,5-3 tahun. Buat cerita sederhana dan libatkan anak untuk turut serta dalam pembuatan alur cerita. Kemudian ajak mereka bermain peran sesuai dengan cerita yang telah dibuat.
Cara ini membantunya berlatih menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam situasi yang berbeda. Secara tidak langsung, aktivitas ini akan membantu anak untuk meningkatkan kemampuan imajinasi mereka.
3. Bermain Bola

Stimulasi motorik usia 1,5-4 tahun cenderung mengutamakan kegiatan fisik yang mengembangkan kemampuan koordinasi antara mata dan otot-ototnya. Salah satu cara efektif yaitu dengan mengajak anak bermain bola.
Menangkap dan melempar bola membuatnya mengikuti gerakan dengan mata mereka dan mengkoordinasikan gerakan tangan untuk menangkap atau melempar kembali bola. Alternatif lain dapat melakukan aktivitas menggambar/mewarnai, main puzzle/balok bangunan, dan bermain tangkap-tangkapan.
4. Memindahkan Biji Kacang Hijau
Kegiatan fisik berikutnya diajarkan mulai dari usia 2 tahun untuk membangun kesabarannya dengan cara memperhatikan hal-hal kecil. Aktivitas ini bisa dilakukan melalui permainan agar mereka lebih enjoy dan dan hasilnya pun efektif.
Contohnya, memindahkan biji kacang hijau menggunakan sendok ke wadah lain. Jika tumpah, minta anak untuk menyapunya. Atau memindahkan air, dan minta anak mengelap air yang tumpah karena dirinya.
5. Bermain Hula Hoop
Hula hoop bukan sekadar mainan biasa. Alat ini membantunya meningkatkan koordinasi tubuh, keseimbangan, sekaligus keterampilan motorik anak. Di mana seluruh anggota tubuhnya akan dilatih untuk mencapai keseimbangan dengan konsentrasi baik.
Tetapi, cara memainkan hula hoop ini bukan dengan menggoyangkannya di pinggang, melainkan memintanya melompati hula hoop.
6. Berkebun
Setelah lolos melewati tahap melatih kesabaran dan penyempurnaan gerakan, stimulasi motorik berikutnya membangun perhatian yang besar pada hal-hal nyata dengan cara berkebun.
Selain menanam dan menyiram, Anda bisa melibatkan permainan mencari benda tersembunyi, seperti kayu, batu, atau daun. Lalu, instruksikan anak untuk membuat sesuatu dengan bahan-bahan tersebut. Seperti kalung atau frame foto.
7. Lomba Lari

Antara usia 3-6 tahun, mulai ajak anak untuk menyadari urutan waktu dan ruang. Salah satu kegiatan fisik yang sederhana yaitu dengan melakukan permainan estafet. Berlari mengelilingi tiang dan kembali di titik awal.
Dari sini, mereka akan belajar memahami urutan waktu dan ruang di mana mereka menunggu, melintasi rute, dan menyerahkan tongkat estafet kepada rekan setim.
8. Mencium Aroma di Taman
Selain berlari, lakukan kegiatan fisik yang meningkatkan motorik panca inderanya. Bawalah anak-anak ke taman dan mencium berbagai aroma bunga serta tanaman. Minta anak untuk mengidentifikasi dan menceritakan pengalamannya mencium aroma yang berbeda.
Kegiatan lain yang serupa yakni memegang aneka benda yang berbeda, mendengarkan musik sambil menari, hingga eksplorasi penglihatan di taman bunga. Ini semua bisa Anda dapatkan melalui berbagai opsi taman kota hingga wisata edukasi anak yang ada di Jogja dan daerah-daerah lain.
9. Simulasi Lalu Lintas
Kegiatan fisik untuk stimulasi motorik terakhir membangun kepekaannya terhadap pengaruh orang dewasa, utamanya kesadaran akan keselamatan mereka. Salah satunya dengan melakukan simulasi menyebrang jalan.
Contoh-contoh kegiatan fisik yang menstimulasi motorik tadi berpedoman pada suasana gembira, melakukan gerakan variasi, dilakukan secara bertahap, dan disesuaikan berdasarkan usianya.
Kegiatan itu juga harus dilakukan setiap hari sepanjang usia dini, dengan sarana dan prasarana memadai. Orang tua yang sibuk tak perlu khawatir karena Rumah Belajar Rahayu siap membantu memaksimalkan perkembangan anak sesuai usia dan goals keluarga Anda, baik fisik maupun mental.
Percayakan pada Rumah Belajar Rahayu, tempat bimbel di Bantul terbaik yang sudah dipercaya ratusan orang tua. Situasi lingkungan belajar aman dan menyenangkan, dan didampingi guru yang kompeten dalam membimbing anak pra sekolah maupun siswa.