Senam Otak pada Anak, Orang Tua Harus Tahu Caranya!

Salah satu faktor kunci yang memengaruhi keberhasilan belajar seorang anak adalah kemampuan konsentrasinya. Oleh karena itu, anak perlu didorong untuk terus melatih daya konsentrasinya dalam kegiatan sehari-hari. Namun, orang tua terkadang luput memperhatikan sebuah hal yang sebenarnya penting untuk dilakukan selama proses belajar anak. Salah satu cara populer dalam melatih kemampuan konsentrasi anak adalah brain gym atau senam otak. Dalam istilah yang sederhana, senam otak dapat dimaknai sebagai kumpulan gerakan-gerakan sederhana yang bertujuan untuk menghubungkan atau menyatukan akal dan tubuh (Sularyo & Handryastuti, 2014, p. 36).

Senam otak sendiri pertama kali dikembangkan oleh Paul Dennison pada tahun 1969 untuk menolong anak-anak dan orang dewasa yang mengalami kesulitan belajar. Bahkan sejak tahun 1987, penelitian mengenai senam otak sendiri telah dilakukan di seluruh dunia dengan hasil yang cukup menakjubkan (Hannaford, 1995). Senam otak pada umumnya dilakukan karena bertujuan untuk mencegah dan mengurangi pikun, meningkatkan daya ingat, kecerdasan, konsentrasi, serta menjaga kesehatan dan fungsi otak seiring bertambahnya usia.

Senam otak merupakan bagian dari proses edukasi kinesiologi. Kinesiologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari gerakan tubuh dan hubungan antara otot dan postur terhadap fungsi otak. Selain itu, senam otak juga dapat membantu mengintegrasikan batang otak (brainstem), otak tengah (midbrain), dan neo cortex. Berdasarkan fungsinya, ketiga bagian otak ini memiliki fungsi dan perannya masing-masing. Pertama, batang otak di sini memiliki fungsi pernapasan, homeostasis, dan tendon guard reflex. Kedua, otak tengah memiliki peran sebagai sistem limbik, kontrol suhu, memori, emosi, kelenjar dan kimia tubuh serta flight response. Sedangkan, neo cortex berfungsi sebagai pusat kemampuan berpikir yang tertinggi, komunikasi, serta hemisfer kiri dan kanan.

Gerakan Cross Crawl

Pada buku panduan yang diterbitkan oleh Paul Dennison, setidaknya terdapat 26 gerakan senam otak. Namun, sebagai pemula, Anda dapat mencoba ketiga gerakan dasarnya terlebih dahulu. Pertama adalah gerakan cross crawl. Gerakan ini bisa dilakukan sambil duduk atau berdiri. Umumnya, gerakan ini mengambil posisi berdiri tegak, membuka kedua kaki hingga selebar bahu, serta mengangkat lutut kanan sampai bersentuhan dengan siku kiri. Gerakan selanjutnya adalah memiringkan sedikit kepala dan bahu kiri ke arah kanan sambil melakukan gerakan ini. Kemudian, ganti dengan sisi lainnya. Gerakan ini umumnya dapat berfungsi optimal apabila dilakukan selama kira-kira 30 detik.

Gerakan Positive Point

Kedua adalah gerakan positive point. Gerakan ini umumnya bisa dilakukan sambil duduk santai. Sebelum gerakan dimulai, Anda perlu menemukan positive point yang ada di area dahi Anda. Titik ini tepatnya berada di atas masing-masing alis, baik kanan maupun kiri serta di tengah antara alis dan garis rambut. Pada titik tersebut, Anda dapat meletakkan tiga jari di setiap tangan dan menekan dengan lembut area tersebut. Selanjutnya, Anda dapat menutup mata dan tarik nafas dalam-dalam sebanyak sepuluh kali. Namun, pada anak, gerakan ini bisa dilakukan dengan kondisi mata terbuka, terutama jika anak merasa ketakutan.

Gerakan Hook Up

Terakhir adalah gerakan hook up. Gerakan ini bisa dilakukan sambil duduk tegak dengan nyaman. Caranya sangat mudah. Pertama, Anda bisa menyilangkan pergelangan kaki dengan posisi pergelangan kaki kiri di depan pergelangan kaki kanan. Kedua, Anda dapat menyatukan kedua telapak tangan Anda dan jalin jari-jari Anda di depan dada secara menyilang. Kemudian, angkat tangan yang telah menyilang tersebut ke arah dagu serta pertahankan posisi ini sambil menutup mata dan menarik nafas selama yang Anda mampu. Terakhir, hembuskan nafas lewat mulut perlahan-lahan. Gerakan senam otak ini bisa dilakukan selama satu menit atau kalau sudah merasa lebih tenang. Dengan melakukan ketiga gerakan senam otak di atas, Anda dapat melatih keseimbangan otak kanan dan kiri, melatih pernapasan, memperbaiki postur tubuh, serta meningkatkan kemampuan belajar anak Anda. 

Selain tiga gerakan senam otak di atas, terdapat gerakan senam otak lain yang tak kalah bagusnya, yaitu angka delapan tidur. Gerakan ini sudah digunakan oleh Lembaga Bimbingan Belajar Anak Hebat (AHE) sebagai langkah awal dalam belajar membaca. Langkah pertama yang dilakukan adalah memegang pensil di atas titik tengah angka delapan tidur. Langkah selanjutnya adalah menebali angka delapan tidur menggunakan pensil dengan berganti dari tangan kanan ke tangan kiri. Pada saat menebali angka delapan tidur ini, gerakan angka delapan tidur ini biasanya diiringi dengan lagu kiri kanan melingkar titik.

Gerakan angka delapan tidur di atas tentunya memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai fungsi relaksasi. Mengapa bisa merelaksasi? Pada umumnya, ketika anak diminta untuk relaks dan mata mengikuti ujung pensil. Dalam ilmu Emotional Freedom Technique (EFT), langkah ini membuat mata dan pikiran serta syaraf menjadi sangat rileks. Selain itu, apabila kita mahir menggunakan teknik ini dengan cepat, hal ini dapat menggiring anak ke dalam kondisi  terbukanya pikiran bawah sadar anak. Selain relaksasi, gerakan ini juga dapat berfungsi sebagai alat untuk mengetahui karakter anak. Sehingga, kita akan bisa mengetahui pendekatan model apa yang harus digunakan dalam proses belajar anak. Selain beberapa manfaat di atas, gerakan angka delapan tidur juga diketahui dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak, membaca tingkat kepatuhan anak, serta mengetahui bakat anak (Mapping Talent).

Referensi:

Fadila, I. (2021, July 7). 3 Gerakan Dasar Senam Otak untuk Meningkatkan Fokus, Juga Mengasah Kreativitas. Hellosehat. Retrieved from https://hellosehat.com/saraf/senam-otak/.

Hannaford, C. (1995). Smart moves: why learning is not all in your head. Arlington, Va: Great Ocean Publishers.

Sularyo, T. S., & Handryastuti, S. (2014). Senam otak. Sari Pediatri, 4(1), 36-44. Retrieved from https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/download/976/907&ved=2ahUKEwjg6bXml7qHAxV_1TgGHfOfCU4QFnoECCMQAQ&usg=AOvVaw1oaDjO5M6lyM6DtIWj-h3z.