Setiap anak akan mengalami tahap perkembangan dalam hidup. Saat perkembangannya normal, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Dari banyaknya bagian perkembangan dalam diri anak, perkembangan afektif anak merupakan satu bagian yang perlu diperhatikan.
Untuk bisa berkembang sebagaimana mestinya, perkembangan afektif pada anak perlu pendampingan. Jika anak terlalu sering dibiarkan, akan ada pengaruh negatif yang terjadi pada anak di masa depan. Tidak hanya dalam dunia pendidikan, dampaknya bahkan bisa sampai dalam dunia kerja.
Lalu sebenarnya apa itu afektif pada anak? Dan bagaimana cara agar anak memiliki afektif yang baik?
Perkembangan Afektif Anak
Secara sederhana, afektif dapat dipahami sebagai sisi emosi pada seseorang. Oleh karenanya, dapat dipahami bahwa perkembangan afektif anak adalah perkembangan emosi yang terjadi pada anak. Afektif cakupannya cukup luas, mulai dari sikap, perasaan, empati, hingga motivasi.
Pada dasarnya setiap anak yang lahir telah memiliki bekal bawaan dalam afektifnya. Emosi bawaan itu meliputi rasa gembira, sedih hingga takut.
Beriring perkembangan usia, maka emosi bawaan itu pun turut berkembang. Contohnya ketika masih bayi adalah dirinya mampu mengungkapkan rasa haus dan lapar dengan menangis.
Di sinilah perlunya pendampingan dari orang tua. Jika orang tua sering mendampinginya, afektif pada anak akan lebih cepat berkembang. Interaksi yang terjadi bersama orang tuanya akan mengantarkannya untuk mengembangkan emosi dan perasaan.
Kepekaan orang tua dibutuhkan untuk memacu perkembangan afektif ini. Selain memberikan pendampingan, orang tua yang peka bisa mengetahui sikap apa yang perlu dilakukan untuk merespon perkembangan afektif yang dilakukan anak.
Dengan demikian setiap orang tua perlu mengerti tahapan dari perkembangan afektif ini. Sehingga pendampingan yang dilakukan bisa mengantar anak memiliki emosi yang stabil. Seimbang antara emosi yang positif dan yang negatif.
Apa yang Mempengaruhi?
Jika dipetakan, baik buruknya perkembangan afektif anak dipengaruhi oleh banyak faktor. Berikut adalah beberapa diantaranya:
1. Faktor Biologis
Faktor biologis cukup berpengaruh dalam perkembangan afektif anak. Baik itu dari keseimbangan hormon, perkembangan otak, maupun kesehatan fisik.
Contohnya adalah ketika seorang anak mencapai masa pubertas. Tahapan perkembangan dalam usia ini sangat dipengaruhi oleh perubahan hormon dalam dirinya. Maka tidak mengherankan ketika anak berada di usia remaja emosinya menjadi tidak stabil.
2. Faktor Genetik
Selanjutnya yang turut mempengaruhi perkembangan adalah faktor genetik. Maka seorang anak akan memiliki emosi yang sama dengan orang tuanya, meskipun mendapatkan treatment yang sama dengan yang lain. Para pakar menyatakan emosi dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi setelahnya.
3. Faktor Pembelajaran
Faktor pembelajaran juga mempengaruhi perkembangan afektif anak. Dalam hal ini, metode yang digunakan dalam pembelajaran lebih dominan. Jika metode yang digunakan baik, emosi dalam diri anak akan bertumbuh dengan baik. Sedangkan jika metodenya salah, bisa berdampak negatif pada emosi dan mental anak.
Disebabkan pendidikan ada yang didapat anak dari luar, orang tua perlu memilihkan tempat yang tepat. Saat ini ada banyak pilihan tempat belajar yang baik bagi anak di berbagai daerah dengan penerapan metode belajar yang beraneka ragam.
4. Faktor Lingkungan
Hal yang tidak kalah penting adalah lingkungan. Lingkungan yang baik dan kondusif akan mengantarkan anak memiliki emosi yang baik. Sedangkan lingkungan yang buruk akan berdampak buruk pada emosi anak.
Orang tua perlu jeli melihat hal ini. Jika lingkungan yang baik telah diciptakan oleh orang tua di rumah, maka orang tua perlu mengupayakan lingkungan yang baik di luar. Teman-teman yang baik diperlukan dalam tahap perkembangan afektif ini.
Apa yang Perlu Dilakukan?
Dengan melihat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan anak di atas, maka perlu melakukan tindakan untuk memaksimalkan perkembangan afektif pada anak. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan sebagai orang tua. Beberapa diantaranya adalah:
1. Menjadi Teladan
Tentu yang utama dan pertama yang perlu dilakukan oleh orang tua maupun pengajar adalah menjadi teladan. Ekspresi emosi yang orang dewasa lakukan akan terlihat oleh anak-anak. Dan lambat laun tapi pasti anak-anak akan menirukan.
Oleh karenanya, orang tua dan para pengajar perlu bijaksana dalam bersikap. Jika ingin melakukan ekspresi negatif, perlu melihat sekeliling. Jika ada anak-anak jangan sampai terlihat mengekspresikan emosi negatif.
2. Memperhatikan dan Memberi Kasih Sayang
Untuk memaksimalkan perkembangan afektif anak, memberikan perhatian dan kasih sayang yang semestinya adalah hal yang sangat penting. Tidak dipungkiri anak-anak akan mengalami pertumbuhan. Maka dalam setiap pertumbuhannya bentuk perhatian dan kasih sayang yang diberikan sebaiknya disesuaikan.
Tentu anak umur lima tahun akan berbeda bentuk perhatian dan kasih sayangnya dengan yang sudah sepuluh tahun. Memberikan perhatian dan kasih sayang sesuai porsinya akan menjadikan emosi anak baik dan bermental kuat.
3. Komunikasi yang Intens
Untuk memastikan baik-buruknya pertumbuhan afektif anak, perlu melakukan komunikasi yang intens kepada mereka. Tentu bahasa komunikasi yang digunakan adalah bahasa yang sesuai dengan usianya.
Dengan komunikasi juga bisa dijadikan sebagai sarana menguatkan hubungan kepada anak. selain itu juga bisa digunakan sebagai media menguatkan empati yang dimilikinya. Komunikasi menjadi pintu dari berbagai kebaikan dalam keluarga.
Nah itulah beberapa yang bisa dilakukan oleh orang tua dan para pengajar dalam mendukung perkembangan afektif anak. Jika tidak diberi dukungan, masalah perkembangan afektif anak bisa memberikan dampak negatif kepadanya di kemudian hari.
Memaksimalkan Perkembangan Anak Bersama Kami
Telah disebutkan di atas, bahwa pembelajaran pada anak menjadi salah satu yang berpengaruh dalam perkembangan afektif anak. Dengan pembelajaran yang tepat dan sesuai, perkembangan afektif anak pun nantinya akan lebih maksimal.
Selain itu, sejatinya anak memiliki masanya sendiri dalam hal pembelajaran. Dalam setiap jenjang usia, perlu metode tersendiri dalam pembelajaran sehingga ilmu yang disampaikan bisa masuk dalam akal anak.
Terkait hal tersebut, Rumah Belajar Rahayu menawarkan layanan bimbel AHE di Bantul untuk membantu memaksimalkan perkembangan anak. Tentu saja, dengan menerapkan metode pembelajaran ramah anak dan disesuaikan dengan usia, anak-anak akan tetap antusias belajar dan tidak merasa ditekan.
Lebih dari itu, Anda sebagai orang tua pun nantinya bisa menemukan bakat anak dengan lebih mudah dan mengembangkannya. Tertarik dengan layanan kami? Segera hubungi CS dan dapatkan informasi pembelajaran yang lebih lengkap!