Beberapa tahun belakangan ini, tren mendidik dan mengasuh anak ala Montessori mulai
banyak digandrungi di Indonesia. Hal ini terlihat ketika banyak sekali didirikan sekolah-sekolah khusus untuk anak usia dini yang berbasis pada kurikulum Montessori. Bahkan, buku-buku berbau Montessori semakin meledak dan booming karena banyak dibeli oleh para orang tua muda yang sedang belajar gaya baru dalam dunia parenting ini. Sebenarnya apa sih pola
asuh anak ala Montessori itu?
Yups, metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Maria Montessori, seorang dokter,
psikolog, sekaligus ahli pendidikan asal Italia pada akhir abad ke-19. Pola asuh ini lebih
menekankan pada pengajaran daripada hukuman. Selain itu, pola asuh ini juga mendorong orang tua untuk memahami alasan di balik perilaku anak mereka dan menjelaskan cara yang tepat untuk bertindak pada anak. Dengan memahami sudut pandang anak, orang tua dapat
mengajar dengan penuh empati dan kasih sayang, bukan kemarahan atau pun frustasi.
Metode Montessori mengakui bahwa setiap anak dihargai sebagai individu yang unik. Selain itu, dalam metode ini, anak-anak juga belajar dengan cara yang berbeda dan semua gaya belajar diakomodasi. Oleh karena itu, anak bisa bebas belajar dengan kecepatan mereka sendiri, masing-masing maju sesuai kesiapannya, dipandu oleh guru dan rencana pembelajaran individual. Tak mengherankan apabila metode ini sangat mudah diterapkan oleh seluruh orang tua di rumah, baik untuk anak-anak usia prasekolah maupun usia sekolah dasar (HaiBunda.com, 2020). Bahkan metode ini juga bisa diterapkan untuk anak-anak jenjang pendidikan menengah, seperti SMP.
Dalam buku berjudul ‘Islamic Montessori Inspired Activityβ yang terbit pada tahun 2019,
disebutkan bahwa pada awalnya Maria Montessori mengamati anak-anak penyandang cacat mental di tempat dia bekerja dan meyakini bahwa mereka hanyalah anak hiperaktif dan kurang
stimulasi dari lingkungannya. Dari sana, Maria Montessori membuat kelas pertamanya yang bernama Casa de Bambini, yang berisi sekitar 50-60 anak (Zahira, 2019). Kemudian, ia melakukan observasi dan penelitian untuk memberikan kegiatan bagi anak-anak ini, yakni kegiatan yang paling banyak diminati dan yang tidak diminati.
Dari sinilah, observasi dan penelitian tersebut menghasilkan metode Montessori yang banyak digunakan hingga saat ini. Metode ini terdiri atas lima area, yang meliputi practical life, sensorial, language, mathematics, dan culture. Setiap area memiliki material pembelajaran yang membantu anak-anak untuk memudahkan mereka belajar. Dari area dan material yang dikembangkan, Maria Montessori berhasil membawa perubahan positif yang signifikan bagi anak-anak di Casa de Bambini. Anak-anak yang pada awalnya hiperaktif dan sulit berkonsentrasi, perlahan dapat mengikuti pembelajaran dan memiliki konsentrasi yang cukup
baik.
Sebuah studi tahun 2017 membandingkan hasil pendidikan di antara 141 anak prasekolah yang telah dipilih secara acak untuk menghadiri prasekolah montessori dan prasekolah tradisional (Lillard et al., 2017). Kedua kelompok tersebut secara akademis tidak berbeda ketika mereka mulai bersekolah. Tetapi pada akhir studi selama tiga tahun, anak-anak yang telah melalui
prasekolah montessori lebih maju secara akademis dan memiliki keterampilan sosial yang lebih baik daripada mereka yang bersekolah di sekolah tradisional. Selain itu, para siswa montessori juga dilaporkan lebih menikmati kegiatan sekolah.
Dilansir dari laman American Montessori Society, metode Montessori mendukung
keterampilan sosial dan emosional anak. Penelitian kontemporer yang mendukung keefektifan Metode Montessori yang berusia 100 tahun, menunjukkan bahwa anak-anak yang belajar di ruang kelas Montessori menunjukkan keterampilan sosial-emosional yang lebih kuat di banyak bidang dibandingkan anak-anak yang belajar di lingkungan yang lebih tradisional. Selain
beberapa manfaat di atas, gaya parenting ala Montessori juga membangun rasa percaya diri dan menumbuhkan minat belajar anak. Bahkan, gaya parenting ini juga mampu mendorong sikap kerja sama dan kreativitas anak. Lalu bagaimana contoh kegiatan mendidik ala Montessori yang bisa dilakukan untuk anak? Berikut ini beberapa contoh kegiatan yang bisa Anda terapkan di rumah, Mom:
β Melakukan kegiatan sehari-hari
Mengajarkan anak untuk melakukan kegiatan sehari-hari, seperti menyapu lantai,
menata mainan, dan memasak
β Menyusuri angka dan huruf
Menggambar angka atau huruf di atas buku, lalu minta anak untuk menyusuri bentuk
tersebut dengan kelereng, batu atau kacang
β Melukis dengan jari
Melukis dengan jari membantu anak untuk mengeksplorasi keterampilan sensoriknya,
mengenal warna, dan mengembangkan koordinasi tangan dan mata
β Menggunakan bahan Montessori
Ajak anak anda belajar menggunakan bahan-bahan Montessori, seperti tongkat hitung,
bingkai geometri, dan benda-benda sensorial.
Referensi:
Lillard, A. S., Heise, M. J., Richey, E. M., Tong, X., Hart, A., and Bray, P. M. (2017). Montessori preschool elevates and equalizes child outcomes: A longitudinal study. Frontiers
in Psychology, 8(1783), 1-19. doi: 10.3389/fpsyg.2017.01783
Luthfi, H. (2020, October 13). Mengenal metode montessori yang efektif mendidik anak usia
dini. HaiBunda.com. Retrieved from
https://www.google.com/amp/s/www.haibunda.com/parenting/20201013094847-61-
166883/mengenal-metode-montessori-yang-efektif-mendidik-anak-usia-dini/amp.
Zahira, Z. (2019). Islamic Montessori Inspired Activity. Yogyakarta: Bentang Pustaka.