Perkembangan kognitif pada anak menjadi satu hal yang perlu diperhatikan. Pasalnya, keterlambatan perkembangan kognitif pada anak nantinya akan menyebabkan berbagai masalah, terutama berkaitan dengan dunia pendidikan.
Di sisi lain, dengan mengetahui perkembangan kognitif anak, baik orang tua maupun guru akan lebih bijaksana dalam memberikan pendampingan. Sebab setiap anak pada dasarnya dianugerahi dengan kemampuannya masing-masing. Maka tidak semua anak sama dalam hal perkembangan kognitif.
Dalam ulasan kali ini, akan dibahas terkait dampak keterlambatan perkembangan kognitif yang terjadi pada anak-anak. Serta, tindakan apa yang perlu dilakukan jika ada anak yang mengalaminya. Simak ulasannya!
Apa itu Perkembangan Kognitif?
Para pakar membagi jenis perkembangan anak menjadi beberapa bagian. Diantaranya adalah perkembangan motorik, kognitif hingga emosional. Masing-masing memiliki peranan penting bagi anak agar bisa survive menghadapi kehidupan.
Dalam pengertian singkat, perkembangan kognitif adalah perkembangan yang terjadi pada daya nalar anak. Saat perkembangan kognitif anak mengalami keterlambatan, dampaknya akan terlihat dalam bidang akademis.
Dengan demikian para orang tua dan guru sebaiknya peka melihat masalah perkembangan kognitif. Sebab saat dijumpai anak yang sulit dalam belajar, bisa jadi merupakan akibat dari perkembangan kognitif yang terganggu.
Gangguan pada perkembangan kognitif ini dipengaruhi banyak faktor. Mulai dari disebabkan oleh cedera otak seperti meningitis, hingga karena anak mengidap down syndrome.
Gejala Keterlambatan Perkembangan Kognitif
Adanya perbedaan dalam tumbuh kembang anak sejatinya merupakan sebuah ujian. Meskipun ada anak yang ditetapkan terlambat dalam perkembangan kognitif, bukan berarti dirinya tidak ada harapan di masa depan.
Sebagai sebuah ujian, diperlukan adanya orang tua dan guru yang bisa memahami. Dengan demikian keterlambatan perkembangan kognitif pada anak dapat diatasi. Akhirnya anak pun bisa semangat untuk belajar walaupun kognitifnya terganggu, tidak seperti anak pada umumnya.
Ada banyak gejala yang bisa dilihat dari keterlambatan perkembangan kognitif pada anak. Bahkan para pakar mengkategorikan keterlambatan berbicara merupakan bagian dari keterlambatan ini.
Saat anak lambat untuk berbicara, salah satu sebabnya adalah dirinya tidak bisa melakukan persepsi dengan baik. Apa yang disampaikan oleh orang di sekitarnya tidak bisa ditangkap dengan baik oleh akalnya. Sehingga sang anak tidak bisa menyampaikannya kembali melalui tindak tutur.
Selain lambat dalam berbicara, gejala lain yang biasa terjadi adalah pola tidur yang tidak teratur. Juga, adanya kebiasaan yang kurang baik hingga sering merasa cemas.
Gejala-gejala tersebut bisa dijadikan sebagai alarm. Saat menemui anak yang seperti itu, bisa mengindikasikan anak memiliki keterlambatan perkembangan kognitif.
Pentingnya perkembangan kognitif pada anak sebaiknya tidak dianggap sebelah mata. Ketika melihat gejala-gejala di atas, baik orang tua maupun guru perlu melakukan tindakan. Keterlambatan penanganan akan memberikan dampak negatif pada anak.
Dampak Keterlambatan Perkembangan Kognitif
Seperti disinggung sebelumnya, perkembangan kognitif pada anak berkaitan erat dengan daya nalar. Dengan demikian jika kognitif pada anak lambat berkembang, dampak yang terjadi pun bisa dikatakan cukup serius.
Dilansir dari beberapa sumber, ada beberapa dampak yang muncul sebagai akibat dari perkembangan kognitif yang terlambat. Beberapa diantaranya adalah:
1. Sulit Menerima Pelajaran
Dampak pertama yang bisa terjadi adalah anak akan sulit menerima pelajaran. Disebabkan daya nalarnya yang terganggu, pelajaran yang diberikan sulit masuk dalam akalnya.
Maka pada anak yang mengalami keterlambatan perkembangan kognitif diperlukan cara pembelajaran yang spesial. Saat ini telah banyak pihak yang menginisiasi metode pembelajaran khusus bagi mereka. Bimbel AHE di Bantul adalah salah satunya.
Anak yang terlambat perkembangan kognitifnya bukan berarti tidak bisa menerima pelajaran. Dengan metode yang tepat, mereka akan tetap bisa menjadi orang pintar sebagaimana anak lainnya.
2. Perbedaan Persepsi
Dampak selanjutnya adalah adanya persepsi yang berbeda. Anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan kognitif biasanya akan menangkap informasi yang berbeda dari informasi aslinya.
Oleh karenanya, saat berkomunikasi atau memberi pelajaran pada anak yang semacam ini perlu kesabaran. Butuh metode yang tepat dan pengulangan agar sesuai dengan informasi atau ilmu yang diberikan.
Persepsi yang berbeda akan berbahaya jika dibiarkan begitu saja. Di sinilah letak seni dalam mendidik anak. Bahwa dalam setiap perbedaan anak-anak dibutuhkan kreatifitas dan jernihnya jiwa kemanusiaan.
3. Autis
Dampak yang cukup parah dari keterlambatan dalam perkembangan kognitif ini adalah bisa menyebabkan autis pada anak. Disebabkan daya nalarnya yang berbeda, tidak mustahil akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Saat telah mencapai tahapan autis, butuh tenaga lebih untuk mengembalikan anak menjadi manusia seperti pada umumnya. Sebab dalam dirinya sudah semakin sulit menyinkronkan banyak hal. Mulai dari penyerapan informasi hingga mengekspresikannya kembali.
Berdasar beberapa poin di atas, tahapan perkembangan kognitif pada anak perlu benar-benar diperhatikan. Sebab semakin cepat keterlambatan perkembangan kognitif terdeteksi, semakin mudah pula penanganan yang bisa diberikan.
Apa yang Perlu Dilakukan?
Ketika mengetahui keterlambatan perkembangan kognitif pada anak, maka berikut adalah langkah yang sebaiknya dilakukan:
1. Melakukan Terapi
Hal pertama yang bisa dilakukan ketika menemukan anak dengan masalah keterlambatan kognitif adalah dengan melakukan terapi. Dengan pendampingan dari ahlinya, upaya mengantarkan anak menjadi anak pada umumnya pun menjadi lebih mudah. Selain itu juga bisa berkonsultasi tentang treatment apa yang perlu dilakukan ketika dirumah.
2. Metode Pembelajaran
Selanjutnya, langkah yang bisa dilakukan untuk merangsang perkembangan anak adalah dengan memberikan metode yang baik. Metode yang baik akan menarik perhatian anak. Dengannya akan menjadi stimulus pada kognitifnya.
Metode yang diterapkan dapat dikembangkan dari kecenderungan anak terhadap sesuatu. Setiap anak tentu memiliki hal yang disenangi. Dari kesukaan anak itulah dapat diturunkan ke dalam metode-metode dalam pembelajaran pada anak.
3. Lingkungan Nyaman
Selain itu, langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan menciptakan lingkungan yang nyaman pada anak. Lingkungan menduduki peran penting nomor dua setelah orang tua dan guru. Baiknya orang tua dan guru dengan metodenya, tidak akan begitu berarti jika tidak didukung oleh lingkungan yang nyaman.
Lingkungan yang nyaman pada anak ini selain sebaiknya diwujudkan di dalam rumah, juga perlu pada tempatnya belajar. Dengan demikian jika Anda ingin memberikan lingkungan yang baik pada anak untuk pembelajaran anak di luar, Rumah Belajar Rahayu menjadi salah satunya.
Jika Anda berminat memasukkan anak ke tempat belajar populer di Bantu ini, kami dengan senang hati siap menyambut. Hubungi CS tertera untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Semoga bermanfaat!