Memaksimalkan Kemampuan Akademis Anak, Apa yang Orang Tua Sebaiknya Lakukan?

Untuk mengukir masa depan yang gemilang, salah satu aspek penting dalam perkembangan anak adalah kemampuan akademis dan perkembangan kognitif pada anak. Tak hanya melalui pembelajaran di sekolah saja. Di luar dinding sekolah, orang tua memiliki peran sentral dalam memastikan potensi akademis anak dapat berkembang secara optimal. 

Mengasah kemampuan akademis dan perkembangan kognitif pada anak bukanlah tugas yang mudah. Terdapat beberapa tantangan yang harus dilalui oleh orang tua. Mulai dari perbedaan gaya belajar hingga tekanan akademis yang dapat mempengaruhi motivasi mereka. Oleh karena itu orang tua perlu memahami dan mencari cara efektif yang sesuai dengan karakteristik anak.

Pemahaman akan tantangan yang dihadapi akan membantu orang tua mengembangkan pendekatan yang terarah. Lantas, apa tantangan yang kemungkinan muncul dan langkah apa saja yang bisa dilakukan orang tua terkait upaya meningkatkan kemampuan akademis. Mari kita simak bersama!

Tantangan dalam Meningkatkan Kemampuan Akademis Anak

Meningkatkan kemampuan akademis anak, Sumber: ctfassets.net
Meningkatkan kemampuan akademis anak, Sumber: ctfassets.net

Meningkatkan kemampuan akal anak adalah salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap orang tua. Namun, hal ini tidak selalu mudah. Ada banyak tantangan yang dihadapi oleh orang tua dalam mencapai tujuan ini. 

Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi oleh orang tua dalam meningkatkan kemampuan akademis anak:

1. Perbedaan Gaya Belajar

Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Gaya belajar mencakup cara anak memproses informasi, berinteraksi dengan materi pembelajaran, dan mengingat konsep-konsep baru. Ada beberapa gaya belajar umum yang dapat diidentifikasi, antara lain gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. 

Orang tua perlu mengidentifikasi gaya belajar anak dan menyesuaikan pendekatan belajar sesuai kebutuhan anak. Ini dapat jadi tantangan karena apa yang efektif bagi satu anak mungkin tidak berlaku untuk anak yang lain. 

Dengan memahami gaya belajar anak, orang tua dapat memberikan lingkungan pembelajaran yang lebih sesuai dan memungkinkan memaksimalkan kemampuan potensi anak. 

2. Keseimbangan dengan Kegiatan Lain

Selain skill akademik anak, keterampilan sosial, fisik, dan kreativitas anak perlu dikembangkan. Biasanya jadwal anak-anak setelah sekolah cukup padat. Dari les, olahraga, hingga bermain. Waktu anak-anak seperti kue yang habis diambil orang. 

Sebagai orang tua, Anda perlu menemukan keseimbangan antara pelajaran akademis dan kegiatan lainnya. Jadwal yang padat dapat menguras energi anak. Hal ini kadang membuat anak sudah lelah atau capek sebelum belajar. Menyelaraskan aktivitas dengan belajar adalah jalan tengah yang cerdas.

3. Teknologi dan Gangguan Digital

Dalam era yang serba digital sekarang ini memang hampir semua anak memiliki gawai sendiri. Apalagi era Covid-19 beberapa waktu lalu yang membuat semua anak lebih lekat dengan telepon genggamnya. Belum lagi godaan games dan sosial media yang bisa melalaikan anak. 

Terlalu banyak paparan terhadap teknologi dan media digital bisa mengganggu fokus belajar anak. Orang tua perlu mengatur penggunaan teknologi dan membantu anak mengembangkan kebiasaan belajar yang sehat.

4. Kurangnya Motivasi

Anak-anak mungkin tidak memiliki motivasi untuk belajar, terutama jika mereka merasa kesulitan dengan materi pelajaran. Orang tua perlu menginspirasi dan membantu anak untuk menemukan motivasi dan rasa percaya diri mereka. 

Terkadang, anak mungkin memerlukan dukungan sosial di luar lingkungan keluarga untuk membantu mereka dalam belajar. Orang tua perlu bekerja sama dengan guru, teman sekelas, atau tutor untuk memberikan dukungan yang komprehensif.

5. Pengetahuan Orang Tua yang Kurang 

Dunia pendidikan terus berkembang, begitupun kurikulum dan metode pembelajaran. Perbedaan zaman yang dilewati oleh orang tua dan anak berdampak juga pada kurikulum yang berbeda. Beberapa orang tua mungkin akan mengalami kesulitan untuk mengikuti metode pembelajaran yang baru. 

Untuk itu penting bagi orang tua untuk mencari informasi yang relevan. Seperti mengikuti pertemuan sekolah, seminar, ataupun mencari bantuan dari pihak yang lebih berpengetahuan seperti guru atau konselor pendidikan. Dengan meningkatkan pengetahuan tentang pendidikan, orang tua dapat memberikan dukungan yang lebih baik. 

Tantangan-tantangan ini hanyalah bumbu dalam perjalanan. Kebersamaan dan dukungan menjadi penyedapnya. Bersama, orang tua dan anak mampu menghadapi segala lika-liku pendidikan dengan sikap santai dan tekad kuat.

Panduan yang Bisa Dilakukan Orang Tua 

Membantu anak agar lebih tertarik dan termotivasi dalam belajar merupakan aspek krusial peran orang tua dalam pendidikan, termasuk perkembangan afektif anak. Saat anak merasa tertarik dan termotivasi, mereka akan lebih bersemangat untuk menggali pengetahuan dan keterampilan baru. 

Peran orang tua dalam perkembangan akademis anak, Sumber: .verywellfamily.com
Peran orang tua dalam perkembangan akademis anak, Sumber: .verywellfamily.com

Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda coba untuk mengajak anak lebih tertarik dan termotivasi dalam belajar:

1. Berikan Pujian dan Penghargaan

Anak-anak cenderung lebih bersemangat jika mereka merasa dihargai dan diakui usahanya. Berikan pujian yang spesifik dan jujur ketika anak berhasil menyelesaikan tugas, mendapatkan nilai bagus, atau menunjukkan kemajuan. 

Pujian bisa apa saja, Misalnya, “Kamu hebat sekali bisa menyelesaikan soal matematika yang sulit itu”, atau “Aku bangga sekali kamu bisa membaca buku bahasa Inggris dengan lancar”. Hindari pujian yang berlebihan, seperti “Kamu pintar sekali”. Pujian seperti ini bisa membuat anak merasa tertekan atau tidak percaya diri.

2. Buat Belajar Menjadi Menyenangkan

Anak-anak lebih mudah belajar jika mereka menikmati prosesnya. Anda bisa mencoba berbagai cara untuk membuat belajar menjadi lebih menyenangkan. Misalnya dengan menggunakan media yang menarik, seperti video, lagu, atau permainan. 

Anda juga bisa mengajak anak untuk belajar bersama teman-temannya secara daring, atau membuat kompetisi sehat. Selain itu, Anda bisa memberikan variasi dalam metode belajar, misalnya dengan menggunakan flashcard, mind map, atau quiz.

3. Beri Dukungan dan Bantuan

Dukungan dan bantuan dari orang tua dibutuhkan oleh anak dalam belajar. Anda bisa memberikan dukungan dengan cara memberikan semangat, mengingatkan jadwal belajar, atau menyediakan fasilitas belajar yang memadai.

Anda juga bisa memberikan bantuan jika anak mengalami kesulitan dalam memahami materi atau mengerjakan tugas. Namun, Anda harus berhati-hati untuk tidak terlalu ikut campur atau mengontrol proses belajar anak. Biarkan anak belajar mandiri dan bertanggung jawab atas hasilnya.

Rumah Belajar Rahayu: Membantu Anak Meraih Prestasi Akademis yang Tinggi

Bimbel Jogja Rumah Belajar Rahayu
Bimbel Jogja Rumah Belajar Rahayu

Memaksimalkan kemampuan akademis anak bukanlah tugas yang mudah. Tantangan seperti perbedaan gaya belajar, tekanan akademik, dan teknologi yang semakin canggih mungkin terasa mengintimidasi. Itulah mengapa Rumah Belajar Rahayu hadir sebagai bimbel di Bantul untuk membantu. 

Bersama-sama, Anda dan Rumah Belajar Rahayu bisa mengejar kesuksesan akademis anak Anda melalui metode pembelajaran inovatif dan langkah-langkah konkret yang telah terbukti meningkatkan motivasi belajar. 

Raihlah prestasi akademik anak yang tinggi bersama Rumah Belajar Rahayu, karena setiap anak adalah permata yang berkilau dalam dunia pendidikan!