Saat ini hampir semua orang mempunyai ponsel, tak terkecuali anak-anak. Ponsel memang sudah dianggap sebagai barang primer yang wajib dimiliki semua orang karena mempunyai begitu banyak fungsi. Tetapi, tahukah kamu? Sebagai salah satu orang yang mendapat predikat sebagai orang terkaya di dunia, Bill Gates justru mengatur penggunaan ponsel anaknya secara ketat. Ia bahkan melarang ketiga anaknya untuk menggunakan ponsel sebelum menginjak usia 14 tahun. Hal ini lantaran ia tak ingin kehidupan anak-anaknya terganggu akibat kehadiran ponsel yang kerap kali membuat anak sibuk sendiri dan menyita banyak waktu mereka untuk menatap layar.
Fenomena di atas tentu menjadi anomali sebab dewasa ini apabila kita mengamati perilaku dan kebiasaan para orang tua. Mereka justru akan dengan cepat mengeluarkan smartphone andalannya dan memberikannya kepada anak mereka. Hal itu dilakukan semata-mata hanya untuk menenangkan sang anak agar berhenti menangis. Para orang tua tersebut biasanya akan mencarikan video kartun kesukaan anak atau mencarikan video games. Dalam hal ini, gawai menjadi senjata yang sangat ampuh untuk menenangkan anak.
Ciput Eka Purwianti, Asisten Deputi Perlindungan Anak Kementerian PPPA, menyayangkan perilaku orang tua yang kerap kali menyodorkan ponsel kepada anaknya yang masih kecil dan tidak mengawasi penggunaannya. Ciput mengungkapkan bahwa anak yang bermain ponsel dan tidak didampingi oleh orang tua akan berpotensi menjadi anak yang asosial. Pasalnya, anak yang seharusnya berkembang secara intelektual, mental, dan sosial justru malah menjadi semakin asyik dan kecanduan pada ponsel. Oleh sebab itu, memberikan ponsel pada anak tidak bisa dianggap sebagai sebuah hal yang sepele, Mom. Dalam hal ini, diperlukan sikap kehati-hatian dan pengawasan yang cukup ketat agar pemberian ponsel dapat berpotensi memiliki dampak yang optimal terhadap tumbuh kembang anak.
Berdasarkan laporan dari Today’s Parent (2022), anak-anak usia dini sebenarnya tidak membutuhkan ponsel. Sedangkan bagi anak-anak yang berusia empat hingga enam tahun, ponsel bisa memberikan dampak negatif untuk mereka. Pasalnya, otak mereka sedang berkembang dan ponsel dapat mengganggu keterampilan sosialnya. Sementara itu, pada anak usia tujuh hingga sembilan tahun, otak anak masih berkembang dengan cukup bagus. Kehadiran ponsel akan berdampak kurang baik bagi perkembangan otak mereka. Pada usia ini, anak sebenarnya masih belum membutuhkan ponsel.
Para pengamat menyarankan anak-anak diperbolehkan memiliki ponsel pada usia 10 hingga 12 tahun (Today’s Parent, 2022). Itu pun agar mereka bisa menelepon ayah dan ibu mereka saja. Pada umur ini, akses internet pun sebaiknya tidak diberikan. Ketika anak menginjak usia 16 tahun atau ketika remaja, maka mereka baru diperbolehkan memiliki ponsel dengan akses internet. Namun, tentu saja hal ini harus dilakukan dengan sejumlah arahan dan pemahaman dari orang tua. Lalu, kira-kira apa saja sih dampak negatif dari pemberian ponsel yang terlalu dini terhadap balita dan anak-anak? Simak penjelasannya berikut ini!
- Keterlambatan berbicara. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan bayi dan balita di depan layar, semakin besar kemungkinan mereka mengalami keterlambatan berbicara (Today’s Parent, 2017). Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di SickKids, Toronto, Kanada ini mengamati sekitar 900 bayi berusia enam bulan hingga dua tahun. Saat mereka berusia 18 bulan, 20 persen bayi menggunakan perangkat ini selama sekitar 28 menit sehari. Para peneliti menemukan bahwa, untuk setiap peningkatan 30 menit waktu yang dihabiskan dengan layar genggam, bayi menjadi 49 persen lebih mungkin mengalami keterlambatan berbicara.
- Daya Kognitif Menurun. Dikutip dari laporan Health Matters, sebuah penelitian dari National Institutes of Health (NIH) pada 2018 menyatakan bahwa anak yang sering bermain gadget selama lebih dari dua jam sehari mendapat skor rendah pada tes berpikir dan bahasa. Sementara itu, bagi anak yang bermain gadget lebih dari tujuh jam sehari mengalami penipisan korteks otak, yang mana hal ini berkaitan dengan daya pikir dan penalaran kritis anak.
- Kecanduan Layar. Penggunaan media sosial dan aplikasi games dapat menyebabkan kecanduan layar. Hal ini berdampak negatif terhadap kesehatan mental anak dan dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan tidur.
- Berkurangnya Aktivitas Fisik. Penggunaan ponsel yang berlebihan dapat menyebabkan gaya hidup yang tidak sehat karena tidak banyak bergerak. Hal ini berhubungan secara langsung dengan masalah kesehatan fisik.
- Berkurangnya Interaksi Tatap Muka. Penggunaan smartphone yang berlebihan dapat menyebabkan berkurangnya interaksi sosial tatap muka yang mana hal ini penting untuk pengembangan keterampilan sosial dan kecerdasan emosional.
Referensi:
Buchner, J. (2017, May 5). Your baby may love your smartphone but it can lead to speech delay. Today’s Parent. Retrieved from https://www.todaysparent.com/baby/baby-development/your-baby-might-love-your-smartphone-but-its-causing-speech-delays/.
Cross, J. F. (n.d). What Does Too Much Screen Time Do to Children’s Brains?. Health Matters. Retrieved from https://healthmatters.nyp.org/what-does-too-much-screen-time-do-to-childrens-brains/#:~:text=A%20landmark%20National%20Institutes%20of,experienced%20thinning%20of%20the%20brain’s.
Stein, S. (2022, 0ctober 17). An age-by-age guide to kids and smartphones. Today’s Parent. Retrieved from https://www.todaysparent.com/family/parenting/an-age-by-age-guide-to-kids-and-smartphones/.
What effects do mobile phones have on children and young people mental health. (n.d). Compass. Retrieved from https://www.compass-uk.org/services/compass-changing-lives/what-effects-do-mobile-phones-have-on-children-and-young-peoples-mental-health/.